Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran
untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan
tujuan untuk menggantikan dan terutama menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa
depan. Dengan kata lain, dalam teori ekonomi investasi berarti kegiatan
pembelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam suatu perekonomian.
Pengeluaran untuk mengembangkan pabrik pembuatan kertas, atau pengeluaran untuk
mendirikan perkebunan kelapa sawit merupakan penggunaan dana yang dalam teori
ekonomi diartikan sebagai investasi (Sukirno, 2005).
Keynes dalam Sukirno
(2003) menjelaskan tentang teori q dari
tobin bahwa teori q tentang investasi adalah konsistent dengan model dimana
investasi secara fungsional adalah berhubungan dengan tingkat bunga, sebagaimana
ditunjukkan sebagai berikut :
I=I (i)
Dimana apabila tingkat bunga (i) naik, maka investasi (I)
akan mengalami penurunan. Menurut pandangan Keynes dalam Sukirno (2003), terdapat hubungan negatif
antara tingkat suku bunga terhadap tingkat investasi. Perubahan pada tingkat
suku bunga, akan mempengaruhi tingkat investasi. Semakin tinggi tingkat suku
bunga, maka tingkat pengeluaran investasi yang direncanakan akan semakin
rendah. Apabila tingkat suku bunga
berubah, maka tingkat investasi juga ikut berubah. Semakin tinggi tingkat suku
bunga, semakin rendah tingkat investasi yang direncanakan, dan sebaliknya
semakin rendah tingkat suku bunga, semakin tinggi tingkat investasi yang
direncanakan.