Infolink

Thursday 3 April 2014

Produk Domestik Bruto (PDB)

1.   Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu.
Produk Domestik Bruto adalah salah satu untuk mengukur seberapa baik kondisi suatu perekonomian. Biro Analisis Ekonomi (bagian dari Departemen Perdagangan AS) menghitung PDB melalui data administrasi, yang produk samping fungsi pemerintah seperti pengumpulan pajak, program pendidikan, pertahanan, dan regulasi, dan data statistik, yang berasal dari survei pemerintah , misalnya, perusahaan ritel perusahaan manufaktur dan aktivitas pertanian.
 
Bagi perekonomian secara keseluruhan, pendapatan harus sama dengan pengeluaran. Produk Domestik Bruto (PDB) mengukur aliran uang dalam perekonomian. Untuk melihat Produk Domestik Bruto (PDB) dapat melalui dua cara yaitu : total pendapatan setiap orang dan jumlah pengeluaran barang dan jasa.
Aturan-Aturan untuk Menghitung (PDB)
Aturan perhitungaan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebagai berikut :
a. Untuk menghitung total nilai barang dan jasa yang berbeda, akun pendapatan nasional menggunakan harga pasar.
b.   Barang yang telah digunakan tidak termasuk dalam perhitungan PDB.
c. Perlakuan persediaan tergantung apakah barang tersebut disimpan atau telah rusak. Jika barang disimpan, nilai mereka termasuk dalam PDB. Jika barang telah rusak, PDB tetap tidak berubah. Ketika akhirnya dijual barang keluar dari persediaan, mereka dianggap barang bekas (dan tidak dihitung).
d. Barang setengah jadi tidak dihitung dalam PDB, hanya nilai akhir barang yang dihitung. Alasannya nilai barang setengah jadi sudah termasuk dalam harga pasar. Nilai tambah dari suatu perusahaan sama dengan nilai pengeluaran perusahaan dikurangi pembelian nilai barang setengah jadi.
e.  Beberapa barang tidak dijual di pasar dan karenanya tidak memiliki harga pasar. Kita harus menggunakan nilai perhitungkan sebagai perkiraan nilai barang tersebut. Sebagai contoh, rumah persewaan dan jasa pemerintah.
PDB riil vs PDB nominal
Perbedaan PDB nominal dan PDB riil adalah nilai barang dan jasa akhir yang diukur atas dasar harga berlaku disebut PDB nominal (nominal GDP). Hal ini dapat berubah dari waktu ke waktu, baik karena terdapat perubahan dalam jumlah (nilai riil) dari barang dan jasa atau perubahan harga barang-barang dan jasa. Oleh karena itu, PDB nominal Y = P • y, dimana P adalah tingkat harga dan y adalah output riil dan ingat kita menggunakan output dan PDB bergantian. Sedangkan PDB riil (real GDP) atau, y = Y ¸ P adalah nilai barang dan jasa diukur dengan menggunakan harga konstan.
Perbedaan antara riil dan nominal juga dapat diterapkan ke nilai moneter lain, seperti upah. Nominal (atau uang) upah dapat dinotasikan dengan W dan terurai menjadi nilai riil (w) dan variabel harga (P). Oleh karena itu, W(upah nominal) = P • w dan w(upah riil) = w ¸ P.
Ini konversi dari nominal unit nyata memungkinkan kita untuk menghilangkan masalah yang diciptakan dengan memiliki tolak ukur (nilai uang) yang pada dasarnya perubahan panjang dari waktu ke waktu, karena perubahan tingkat harga.
PDB deflator (deflator GDP), juga disebut deflator harga implisit untuk PDB, mengukur harga output relatif terhadap harga pada tahun dasar. Ini mencerminkan apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian.
Ukuran Rantai-Tertimbang PDB
Beberapa kasus, adalah menyesatkan untuk menggunakan harga dasar dari 10 tahun atau 20 tahun yang lalu. Pada tahun 1995, Biro Analisis Ekonomi memutuskan untuk menggunakan langkah-langkah rantai-tertimbang PDB. Perubahan tahun dasar terus menerus dari waktu ke waktu. Ukuran ini rantai-tertimbang baru lebih baik daripada ukuran yang lebih tradisional karena itu memastikan bahwa harga tidak akan terlalu ketinggalan jaman.
Harga rata-rata pada tahun 2009 dan 2010 yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan riil 2009-2010. Rata-rata harga pada tahun 2010 dan 2011 digunakan untuk mengukur pertumbuhan riil 2010-2011, dan seterusnya. Tingkat pertumbuhan ini bersatu untuk membentuk sebuah "rantai" yang digunakan untuk membandingkan output antara dua tanggal.
Komponen-Kompunen Pengeluaran
Gambar di atas adalah disebut identitas pos pendapatan nasional.
Ukuran-Ukuran Pendapatan Lain
Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif itu saling terkait, kita mulai dengan PDB dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan produk nasional bruto (PNB), kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor ke seluruh dunia.
PNB = PDB + Pendapatan Faktor Luar Negeri - Pembayaran Faktor Luar Negeri
Bila PDB mengukur total pendapatan yang diproduksi di dalam negeri, PNB mengukur total pendapatan yang diterima oleh warga negara (penduduk suatu negara).
Untuk mendapatkan produk nasional netto (PNN), kita kurangi depresiasi jumlah modal saham—jumlah persediaan pabrik, peralatan, dan struktur residensial perekonomian yang habis dipakai selama setahun.
PNN = PNB – Penyusutan
Dalam perhitungan pendapatan nasional (PN), penyusutan (depresiasi) disebut konsumsi modal tetap. Jumlahnya kira-kira 10% dari PNB. Karena penyusutan modal adalah biaya dari memproduksi output perekonomian, maka mengurangi penyusutan menunjukkan hasil akhir dari kegiatan perekonomian.
2.   Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK) mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga. Biro Statistik Tenaga Kerja menimbang jenis-jenis produk yang berbeda dengan menghitung harga sekelompok barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tertentu. IHK adalah sekelompok harga barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
Inflasi inti
Statistik ini mengukur kenaikan harga sekelompok barang dan jasa selain produk makanan dan energi. Karena harga makanan dan energi menunjukkan volatilitas jangka pendek substansial, inflasi inti kadang-kadang dipandang sebagai ukuran yang lebih baik dari tren inflasi yang sedang berlangsung.
IHK vs PDB deflator
Perbedaan PDB deflator dengan IHK adalah sebagai berikut :
a. PDB deflator mengukur harga dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi, sedangkan IHK hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. Dengan demikian, kenaikan harga barang yang diproduksi oleh perusahaan atau pemerintah akan tampak meningkat dalam PDB deflator, tapi tidak dalam IHK.
b. PDB deflator hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Barang-barang impor bukan merupakan bagian dari PDB dan tidak meningkatkan PDB deflator.
c. Perbedaan terakhir adalah cara agregat dua harga dalam perekonomian. IHK menggunakan timbangan tetap terhadap harga barang-barang yang berbeda, sedangkan PDB deflator menggunakan timbangan tidak tetap. Dengan kata lain, IHK dihitung dengan menggunakan sekelompok barang tetap, sedangkan PDB deflator memungkinkan kelompok barang itu berubah setiap saat bila komposisi PDB berubah.
3.     Mengukur Pengangguran
Angkatan Kerja didefinisikan sebagai jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja.

Harry Potter - Golden Snitch

,