Setiap investasi selain
diharapkan memberikan return, juga memberikan risiko. Halim (2005, p.42)
mengatakan bahwa risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian
actual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar
tingkat risikonya. Menurut Halim (2005, p.43-44) jenis risiko berdasarkan
konteks portofolio dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.Risiko
sistematis merupakan risiko yang tidak dapat
dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi,
karena risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi
perusahaan secara keseluruhan dengan derajat yang berbeda-beda. Misalnya
perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dan
sebagainya
2.
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada pada satu
perusahaan atau beberapa tertentu. Risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu
surat berharga dengan surat berharga yang lain, karena setiap
perusahaan memiliki karakteristik risiko yang berbeda-beda. Karakteristik
risiko yang berbeda-beda dipengaruhi faktor struktur modal, faktor struktur
aset, tingkat likuiditas, dan tingkat return.
Menurut Halim (2005, p.51-52)
jenis-jenis risiko yang timbul dan perlu dipertimbangkan dalam keputusan
investasi, yaitu:
1. Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul
akibat menurunnya kinerja perusahaan emiten yang tercermin pada penurunan laba
perusahaan karena kesalahan manajemen perusahaan.
2. Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan
kemampuan surat
berharga yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami
kerugian yang berarti.
3. Risiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang
timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya risiko
ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal. Misalnya suku
bunga naik, harga obligasi cenderung turun.
4. Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat
kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah, dipengaruhi oleh resesi dan
kondisi perekonomian lain.
Ketika indeks pasar surat berharga (security
market index) meningkat secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu, tren
yang meningkat ini disebut bull market. Sebaliknya, ketika indeks pasar surat berharga turun
secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu, trend yang menurun ini
disebut bear market. Kekuatan bull Market dan bear market ini cenderung
memengaruhi semua surat
berharga secara sistematis sehingga tingkat pengembalian pasar menjadi
berfluktuasi