Teori inflasi
Menurut Nopirin (2000) inflasi adalah kenaikan harga
umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan harga
yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang besar bukanlah
merupakan inflasi. Sedangkan menurut
Boediono, (1993: 162) pengertian inflasi adalah kecenderungan menaiknya tingkat
harga umum secara terus- menerus. Ini tidak berarti bahwa harga- harga berbagai
barang itu naik dengan persentase yang sama, mungkin terjadi kenaikan tersebut
tidaklah bersamaan tetapi terjadi secara terus- menerus selama satu periode
tertentu. Inflasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: inflasi ringan
( < 10% setahun), inflasi sedang (antara 10% - 30%), inflasi berat ( >
100% setahun).
Selain itu,
inflasi menurut inflasi menurut sifatnya
(Nopirin,2001) yaitu :
a. Inflasi merayap (Creeping inflation)
Inflasi merayap ini ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari
10% pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang
kecil serta dalam jangka relatif lama.
b. Inflasi Menengah (Galloping inflation)
Inflasi menengah ditandai dengan
kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kala berjalan dalam waktu yang
rrelatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi.
c. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
Merupakan inflasi yang paling parah
akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi
berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukar
dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik akselerasi.
Teori inflasi menurut Boediono ( 1993: 167) dikelompokkan menjadi:
1.
Teori kuantitas yang menyoroti
masalah dalam proses inflasi dari :
a.
Jumlah uang yang beredar.
b.
Psikologi (harapan) masyarakat
mengenai kenaikan harga-harga.
2.
Teori Keynes mengenai inflasi
didasarkan atas teori makronya dan menyoroti aspek lain dari inflasi yaitu
karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan
permintaan masyarakat akan barang-barang yang tersedia.
3.
Teori strukturalis adalah
mengenai inflasi dari teori ini mengenai tekanan pada ketegaran dari struktur
perekonomian negara-negara sedang berkembang, karena yang dapat menyebabkan
inflasi:
a.
Ketidakelastisan dari
penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban
disbanding dengan pertumbuhan sektor- sektor lain.
b.
Ketidaklastisan dari supply atau produksi bahan makanan tidak
tumbuh secepat pertumbuhan penduduk dan penghasilan perkapita, sehingga harga
bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naik melebihi kenaikan harga
–harga barang lain.
Nopirin (2001) mengklasifikasikan jenis inflasi menurut sebabnya yaitu :
Menurut
teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah permintaan yang disebabkan
karena penambahan jumlah uang yang beredar.
1.
Demand-pull inflation
Inflasi ini bermula dari
adanya kenaikan permintaan total (agregate
demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja
penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan
kerja penuh, kanaikan permintaan total disamping menaikkan harga dapat juga menaikkan
hasil produksi (output). Apabila
kesempatan kerja penuh (full-employment) telah
tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja
(sering disebut inflasimurni).
2.
Cost-push inflation
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan
harga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan
adanya penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat
kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan turunnya produksi.
Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost push inflation.