Infolink

Friday 22 February 2013

INFLASI



Teori  inflasi 
Menurut Nopirin (2000) inflasi adalah kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan harga yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang besar bukanlah merupakan inflasi.  Sedangkan menurut Boediono, (1993: 162) pengertian inflasi adalah kecenderungan menaiknya tingkat harga umum secara terus- menerus. Ini tidak berarti bahwa harga- harga berbagai barang itu naik dengan persentase yang sama, mungkin terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan tetapi terjadi secara terus- menerus selama satu periode tertentu. Inflasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: inflasi ringan ( < 10% setahun), inflasi sedang (antara 10% - 30%), inflasi berat ( > 100% setahun).
Selain itu, inflasi menurut inflasi menurut sifatnya  (Nopirin,2001) yaitu  :
a.   Inflasi merayap (Creeping inflation)
Inflasi merayap ini ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka relatif lama.
b.   Inflasi Menengah (Galloping inflation)
       Inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kala berjalan dalam waktu yang rrelatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi.
c.   Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
       Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukar dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik akselerasi.
Teori inflasi menurut Boediono ( 1993: 167) dikelompokkan menjadi:
1.   Teori kuantitas yang menyoroti masalah dalam proses inflasi dari :
a.    Jumlah uang yang beredar.
b.   Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga.
2.   Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya dan menyoroti aspek lain dari inflasi yaitu karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan permintaan masyarakat akan barang-barang yang tersedia.
3.   Teori strukturalis adalah mengenai inflasi dari teori ini mengenai tekanan pada ketegaran dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang, karena yang dapat menyebabkan inflasi:
a.    Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban disbanding dengan pertumbuhan sektor- sektor lain.
b.   Ketidaklastisan dari supply atau produksi bahan makanan tidak tumbuh secepat pertumbuhan penduduk dan penghasilan perkapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naik melebihi kenaikan harga –harga barang lain.
       Nopirin (2001) mengklasifikasikan jenis inflasi menurut sebabnya yaitu :
Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah permintaan yang disebabkan karena penambahan jumlah uang yang beredar.
1.   Demand-pull inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir  kesempatan kerja penuh, kanaikan permintaan total disamping menaikkan harga dapat juga menaikkan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh (full-employment) telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja (sering disebut inflasimurni).
2.   Cost-push inflation
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total  (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya  akan menaikkan harga dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost push inflation.
Harry Potter - Golden Snitch

,