Infolink

Wednesday 10 July 2013

Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami


CaraMenghilangkan Jerawat secara alami memang menjadi sangat penting karena tidak memiliki efek samping sama sekali. Menghilangkan jerawat secara alami memang menjadi pilihan karena jika menggunakan obat pasti akan memiliki efek samping yang dapat dirasakan secara langsung atau pun tidak langsung. Bahkan efek obat dalam menghilangkan jerawat bisa sangat membahayakan wajah anda.
Cara menghilangkan jerawat secara alami memang sangat mudah dan bahkan dapat secara cepat menghilangkan jerawat tersebut. Peringatan keras jangan sekali-kali anda menggunakan obat dalam mengobati jerawat anda. Pengunaan obat hanya akan berdampak buruk bagi kulit wajah nantinya.

Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami


cara menghilangkan jerawat secara alami dapat anda lakukan dengan tahapan yang sederhana ini. Jika anda ingin tahu bagaimana cara alami untuk menghilangkan jerawat ini anda dapat membaca bagian di bawah ini, berikut adalah caranya :
Cara Menghilangkan jerawat dengan Lidah Buaya
Potong beberapa bagian lidah buaya yang telah dibuang kulit bagian luarnya. Oleskan cairan lidah buaya tersebut secara rutin pagi dan sore. Jika anda rutin maka jerawat akan mudah kering bahkan juga dapat membersihkan bekas jerawat.
Cara Menghilangkan jerawat dengan Putih Telur
Pertama pisahkan putih telur lalu kocok hingga berbusa selanjutnya oleskan pada wajah dan jerawat dan diamkan selama kurang lebih 15 menit. Dengan putih telur ini minyak yang menjadi penyebab jerawat akan terserap dan akhirnya akan hilang.

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Bawang Putih

Bawang putih memang memiliki banyak sekali manfaat, bagaimana agar bawang dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat? Mudah sekali Haluskan 2 atau 3 bawang putih dan tumbuk secara halus atau diblender. Oleskan pada kulit wajah dan jerawat dan diamkan kurang lebih 10 Menit dan bersihkan dengan air putih. Lakukan secara rutin kurang lebih 2-3 minggu.
Cara Menghilangkan jerawat dengan Tomat
Tomat ternyata selain dapat bermanfaat untuk menghilangkan komedo, tomat juga dapat menghilangkan jerawat. Caranya sangat mudah iriskan tomat lalu oleskan atau tempelkan di wajah atau lokasi jerawat dan kemudian diamkan 15 menit - 1 jam, lakukan kurang lebih 1 bulan agar jerawat anda hilang. Banyak cara menghilangkan jerawat tapi yang paling penting adalah cara alami.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli


Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan Secara umum Teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan ekonomi klasik dan neoklasik. Berikut penjelasannya :
1.   Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow.
a.      Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list (1789 - 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga). Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
  1. Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
  2. Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
  3. Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan.
  4. Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
b.   Teori pertumbuhan ekonomi Karl Bucher (1847 - 1930)
      Pada tahap Perekonomian menurut Karu Bucher ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
  1. Rumah tangga tertutup
  2. Rumah tangga kota
  3. Rumah tangga bangsa
  4. Rumah tangga dunia
c.       Teori pertumbuhan ekonomi Bruno Hildebrand
Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-menukarnya, yaitu:
  1. masa tukar-menukar secara barter
  2. masa tukar-menukar dengan uang
  3. masa tukar-menukar dengan kredit
d.   Teori pertumbuhan ekonomi Werner sombart (1863 - 1947)
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1.  Masa perekonomian tertutup ; Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Adapu yang menjadi ciri khusus pada masa pererokonomian ini yaitu kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri, setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen, dan belum ada pertukaran barang dan jasa
2.   Masa kerajinan dan pertukangan ; Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri seperti; Meningkatnya kebutuhan manusia, adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian, timbulnya pertukaran barang dan jasa, dan pertukaran belum didasari profit motive
3.   Masa kapitalis ; Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:
1.      Tingkat prakapitalis
2.      Tingkat kapitalis
3.      Tingkat kapitalisme raya
4.      Tingkat kapitalisme akhir
Berikut penjelasan lebih rincinya :
1.    Tingkat prakapitalis ; Masa ini memiliki ciri-ciri seperti ; kehidupan masyarakat masih statis, bersifat kekeluargaan, bertumpu pada sektor pertanian, bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan hidup secara berkelompok
2.  Tingkat kapitalis ; masa ini memiliki cirri-ciri seperti ; kehidupan masyarakat sudah dinamis, bersifat individual, adanya pembagian pekerjaan, dan terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan
3.    Tingkat kapitalisme raya : masa ini memiliki cirri-ciri seperti ; usahanya semata-mata mencari keuntungan, munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi, produksi dilakukan secara masal dengan alat modern, perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli, serta dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh
4.  Tingkat kapitalisme akhir ; Masa ini memiliki cirri-ciri seperti ; munculnya aliran sosialisme, adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi, dan mengutamakan kepentingan bersama.
e. Teori pertumbuhan ekonomi Walt Whitmen Rostow (1916 - 1979)
W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:
1.      Masyarakat Tradisional (The Traditional Society) ; Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
2. Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off) ; Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi dan sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.
3.  Periode Lepas Landas (The take off) ; merupakan interval waktu yang diperlukan untuk mendobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas, tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat, investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional, dan Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.
4.   Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity) ; Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern, investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat, output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk, barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri, serta tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern
5.   Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption) ; Sektor-sektor industri merupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa, pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan, kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi, dan pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik yang baru  menjelaskan bahwa perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib)
Teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu :
  1. Pertumbuhan penduduk
  2. Pertumbuhan output total
Sedangkan pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini :
  1. sumber-sumber alam
  2. tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
  3. jumlah persediaan
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat , delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.
Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
AY = f (AK,AL,AT)
Dimana :
     AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
     AK adalah tingkat pertumbuhan modal
     AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
     At adalah tingkat pertumbuhan teknologi
Analisis solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
 Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja. 
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.

Sumber :
mbegedut.blogspot.com/2010/11/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-para.html
https://www.bestchange.com/?p=257044

Sponsored by:
https://www.bestchange.com/?p=257044

KURS

Kurs (exchange rate) : adalah perbandingan nilai atau harga antara dua nilai mata uang dan mata uang tersebut dapat ditukarkan atau diperjualbelikan.
Berdasarkan perkembangan system moneter internasional sejak berlakunya Bretton Woods system pada tahun 1944, pada umumnya dikenal beberapa macam system penetapan kurs valas atau forex rate, yakni sebagai berikut :
  1. 1.       Sistem kurs tetap/ stabil ( Fixed exchange rate system)
Sistem kurs ini ditentukan melalui kebijakan Pemerintah untuk menstabilkannya. Jadi kurs itu akan berlaku untuk seluruh jenis transaksi yang melibatkan dua atau lebih mata uang yang berbeda. Bila kurs itu naik ataupun turun, pemerintah dalam hal ini pemegang otoritas moneter harus berusaha mengembalikan pada kurs yang sudah ditetapkan. Jika pasar kelebihan penawaran yang berakibat kurs turun atau lebih rendah dari harga kurs tetap pemerintah membeli valuta asing. Dengan pembelian ini permintaan akan mengurangi penawaran yang mengakibatkan harga kembali ke kurs tetap. Tetapi dapat pula berlaku  sebaliknya ketika pasar kelebihan permintaan, artinya kurs naik melebihi harga patokan pemerintah menjual valuta asing yang ada cadangan untuk menambah penawaran.
  1. 2.       Sistem kurs mengambang (Floating Exchange Rate)
Nilai tukar suatu mata uang atau valas ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas.
  • Freely floating rate
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh mekanisme pasar tanpa ada intervensi dari pemerintah
  • Managed floating rate
Sistem nilai tukar ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran namun pemerintah dapat juga memengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar apabila kurs naik atau turun melebihi batas yang ditentukan.

  1. 3.       Sistem kurs terkait  (Pegged Exchange Rate)
Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan mengaitkan nilai mata uang suatu Negara dengan nilai mata uang Negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.

Perbedaan Sistem Penetapan Kurs
No.
Fixed Exchange Rate
Floating Exchange Rate
Pegged Exchange
Freely Floating
Managed Floating
1
Mensyaratkan cadangan devisa yang besar dan dapat menimbulkan pasar gelap
Pemerintah tidak perlu menyediakan cadangan devisa untuk mengendalikan pasar
Pemerintah perlu memiliki cadangan dana yang cukup untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uang
Tidak ada pembatasan mengenai penggunaan valuta asing
2
Mampu memberikan kepastian nilai tukar
Tidak ada pasar gelap seperti yang terjadi pada system kurs tetap
Fleksibilitas cukup tinggi dalam melakukan penyesuaian terhadap kondisi pasar
Mata uang dalam negeri tidak konvertabel terhadap emas
3
Kurangnya fleksibilitas kurs mata uang jika terjadi perubahan-perubahan dalam pasar
Tidak ada pembatasan penggunaan valas



Persamaan Sistem Penetapan Kurs
No.
Fixed Exchange Rate
Floating Exchange Rate
Pegged Exchange
Freely Floating
Managed Floating
1
Adanya intervensi pemerintah
Adanya intervensi pemerintah
Adanya intervensi pemerintah
Adanya intervensi pemerintah
2
Cerminan antara kekuatan permintaan dan penawaran
Cerminan antara kekuatan permintaan dan penawaran
Cerminan antara kekuatan permintaan dan penawaran
Cerminan antara kekuatan permintaan dan penawaran


  1. Sistem penetapan kurs di Indonesia
Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, Bank Indonesia menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi melalui penyampaian informasi kepada masyarakat luas secara terbuka melalui media massa setiap awal tahun mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter, dan serta rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter pada tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR sesuai dengan amanat Undang-Undang
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2004 tentang perubahan atas undang-undang republik indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang bank Indonesia. Pada pasal 10, Bank Indonesia berwenang:
  1. menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi;
  2. melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada:
    1. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
    2. penetapan tingkat diskonto;
    3. penetapan cadangan wajib minimum;
    4. pengaturan kredit atau pembiayaan.
Pada kebijakan implementasi kurs yang digunakan di Indonesia, BI telah melakukan berbagai cara yakni :
  1. Periode Sistem Nilai Tukar Tetap dan Sistem Nilai Tukar Mengambang Ketat:
    1. Nopember 1978 dari Rp425 per dolar menjadi Rp625 per dolar
    2. Maret 1983 dari Rp625 per dolar menjadi Rp825 per dolar
    3. September 1986 dari Rp1134 per dolar menjadi Rp1644 per dolar
    4. Periode Sistem Nilai Tukar mengambang Fleksibel:
Bank Indonesia melakukan 8 kali pelebaran pita intervensi yaitu
  1. September 1992 dari Rp6 (0,25%) menjadi Rp10(0,50%)
  2. Januari 1994 dari Rp10 (0,50%) menjadi Rp20 (1%)
  3. September 1994 dari Rp20 (1%) menjadi Rp30 (1,5%)
  4. Mei 1995 dari Rp30 (1,5%) menjadi Rp44 (2%)
  5. Desember 1995 dari Rp44 (2%) menjadi Rp66 (3%)
  6. Juni 1996 dari Rp66 (3%) menjadi Rp118 (5%)
  7. September 1996 dari Rp118 (5%) menjadi Rp192 (8%)
  8. Juli 1997 dari Rp192 (8%) menjadi Rp304 (12%)
Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997.
Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada periode 1997 hingga sekarang. Sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar. Tekanan tersebut diakibatkan oleh adanya currency turmoil yang melanda Thailand dan menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik melalui spot exchange rate (kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs berjangka) dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat.
Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.
Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.
Harry Potter - Golden Snitch

,