Infolink

Friday 22 February 2013

TEORI KONSUMSI

Kurva Permintaan Pasar diturunkan dari permintaan individu atau perorangan (individual consumer demand). Permintaan individu diturunkan (diderevasi) dari teori konsumsi.Pendekatan teori konsumsi dengan 2 cara yaitu:
1.Fungsi kegunaan (the utility approach) ada sejak tahun 1870 an. Dikembangkan oleh Willian Stanley Jevons dari Inggris, Karl Menger dari Austria, Leon Walras dari Perancis.
2.Kurva indiferens (the indifference curve approach)

Prinsip teori Utilitas:

1.Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.

2.Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.

3.Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi.

4.Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas (complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C.

5.Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb.

Teori Utilitas disebut dengan teori kardinal (pendekatan dengan menggunakan nilai absolut) karena unit kegunaan (unit Utilitas = util) dihitung dalam skala interval, sehingga tingkat kegunaan dapat dijumlahkan menjadi total Utilitas (TU), dan marginal utility (MU)
Secara sederhana MU dapat diartikan atau diartikan perubahan total Utilitas karena perubahan 1 unit Q (barang yang dikonsumsi).
Misalnya: (Kurva 1)

Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai TU terus bertambah hingga jeruk ke-6, sedangkan MU bertambah dengan pola menurun, higa unit jeruk ke-7 nilai MU mencapai 0 yang berarti TU telah maksimal (titik jenuh/ saturation point)

Teori kegunaan kardinal ini telah banyak digunakan para ekonom, mengingat sngat sulit untuk mewngukur Utilitas (kegunaan) dari konsumsi suatu paket barang secara kardinal. Teori Utilitas ini diperbaiki oleh Vilvredo Pareto (1906) yaitu dengan skala kardinal menjadi Ordinal

Kurva Indiferens / Teori Utilitas Ordinal (The Indifference Curve Approach)

Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik tempat kedudukan paket kombinasi konsumsi dua barang yang memberikan tingkat kepuasan (kegunaan) yang sama. (dinilai dalam skala ordinal).

Indiferens Curve mempunyai persyaratan:

1.Konsistensi (prinsip Transitivity); jika Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C. berarti kurva indeferens tidak saling berpotongan. Titik E pada gambar (b) seolah-olah berpotongan, sebenarnya titik E ada pada salah satu Kurva indiferens . (semakin jauh Kurva indiferens terhadap titik origin maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen A > B > C

2.Banyak lebih disuka dari pada sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional sehingga Kurva indiferens yang berada di sisi kanan lebih disuka. (Gambar (c)) titik 2 lebih disuka dari titik 1. titik 4 dan 5 bersifat indiferens terhadap titik 1.

3.Tidak harus paralel, karena perubahan Utilitas tidak harus proporsional, tetapi syarat (2) harus dapat dipakai

4.Kurva indiferens menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward slopping) dan sembung terhadap titik orogin (convex to origin)

Marginal Rate of Substitution (MRS)

Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah 1 barang maka harus mengurangi kuantitas barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen akan menambah barang x maka harus mengurangi konsumsi barang Y (trade off). Hal ini yang disebut sebagai daya substitusi marginal (Marginal Rate of Substitution (MRS)

MRS XY = -

U = F (X,Y)
du = (dU/dX). dX + (dU/dY). dY = 0
du = MUX . dX + MUY. dY =0

MUX .dX = -MUY . dy atau
(Bertanda negatif berarti miring dari kiri atas ke kanan bawah)


Contoh Soal:
Dalam mengkonsumsi kopi (X) dan rokok (Y), P. Rames memiliki fungsi kepuasaan total sebagai berikut:

TU = 17X + 20Y -2X2 – Y2
Bila diketahui bahwa uang yang dianggarkan P. Rames untuk membeli ke-2 barang tersebut adalah Rp. 22.000,- harga kopi adalah Rp. 3000,- dan rokok adalah Rp.4.000,-, tentukanlah:
a)Banyaknya kopi dan rokok yang dikonsumsi P. Rames agar ia memperoleh kepuasan maskimal.
b)Pada tingkat pembelian soal (a) berapakah besarnya kepuasan total (TU), kepuasan marjinal dari kopi (MUX) dan kepuasan marjinal dari rokok (MUY) yang diperolehnya.

INFLASI



Teori  inflasi 
Menurut Nopirin (2000) inflasi adalah kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan harga yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang besar bukanlah merupakan inflasi.  Sedangkan menurut Boediono, (1993: 162) pengertian inflasi adalah kecenderungan menaiknya tingkat harga umum secara terus- menerus. Ini tidak berarti bahwa harga- harga berbagai barang itu naik dengan persentase yang sama, mungkin terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan tetapi terjadi secara terus- menerus selama satu periode tertentu. Inflasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: inflasi ringan ( < 10% setahun), inflasi sedang (antara 10% - 30%), inflasi berat ( > 100% setahun).
Selain itu, inflasi menurut inflasi menurut sifatnya  (Nopirin,2001) yaitu  :
a.   Inflasi merayap (Creeping inflation)
Inflasi merayap ini ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka relatif lama.
b.   Inflasi Menengah (Galloping inflation)
       Inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kala berjalan dalam waktu yang rrelatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi.
c.   Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
       Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukar dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik akselerasi.
Teori inflasi menurut Boediono ( 1993: 167) dikelompokkan menjadi:
1.   Teori kuantitas yang menyoroti masalah dalam proses inflasi dari :
a.    Jumlah uang yang beredar.
b.   Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga.
2.   Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya dan menyoroti aspek lain dari inflasi yaitu karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan permintaan masyarakat akan barang-barang yang tersedia.
3.   Teori strukturalis adalah mengenai inflasi dari teori ini mengenai tekanan pada ketegaran dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang, karena yang dapat menyebabkan inflasi:
a.    Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban disbanding dengan pertumbuhan sektor- sektor lain.
b.   Ketidaklastisan dari supply atau produksi bahan makanan tidak tumbuh secepat pertumbuhan penduduk dan penghasilan perkapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naik melebihi kenaikan harga –harga barang lain.
       Nopirin (2001) mengklasifikasikan jenis inflasi menurut sebabnya yaitu :
Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah permintaan yang disebabkan karena penambahan jumlah uang yang beredar.
1.   Demand-pull inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir  kesempatan kerja penuh, kanaikan permintaan total disamping menaikkan harga dapat juga menaikkan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh (full-employment) telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja (sering disebut inflasimurni).
2.   Cost-push inflation
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total  (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya  akan menaikkan harga dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost push inflation.

The great depresion: krisis ekonomi dunia

Great Depresion
  1. Apa itu great depresion:  krisis ekonomi atau yang dikenal juga sebagai zaman malaise dimana terjadi penurunan ekonomi secara drastis diseluruh dunia
  2. Siapa penyebabnya : Pemain saham
  3. Kapan  great depression terjadi : 1929
  4. Dimana: bermula di Wall Street Crash. London-inggris
  5. Mengapa hal itu terjadi :   kepanikan yang berhubungan dengan permintaan irasional terhadap uang tunai  di wall sreet yang disebut sebagai  “preferensi liquiditas”, dimana permintaan ini terjadi disaat bursa saham sedang bergairah, sehingga terjadi “eksodus”besar besaran di bank ke bursa saham. Akhirnya ledakan spekulan tak terhindarkan dan kondisi ini menyebabkan  economic buble.
  6. Bagaimana perkembangan great depresion tersebut di amerika : pada bulan oktober 1929 pasar saham hancur dan 40 persen nilai saham amerika hilang. Pernyataan pernyataan dari para politikus dan industriawan tidak mampu meredakan situasi tersebut. Di tahun 1933 bursa efek new york  nilainya kurang dari seperlima yang pernah tercapai di tahun 1929. banyak pabri pabrik yang tutup dan berimbas pada jumlah pengangguran, hal ini menyebabkan antrian orang oaring yang antri roti disepanjang jalan, hal tersebut juga diperparah  pendapatan pertanian jatuh hingga 50%. Inti masalahnya adalah perbedaan yang besar antara kapasitas produksi dengan kemampuan masyarkat mengkonsumsinya. Penemuan penemuan membuat produksi meningkat tajam dan oaring orang kaya mulai memainkan uang mereka ke bursa saham krena tidak mampu menahan laju perdagangan saham akhirnya struktur spekulasi ambruk. Disisi lain krisis ini dimangfaatkan oleh calon presiden untuk menyampaikan gagasannya dalam penyelsaian masalah ekonomi tersebut. Akhirnya Franklin D. Roosevelt memenangkan pemilu dan mengeluarkan New deal yang mampu membuat Amerika Serikat bangkit dari keterpurukan ekonomi.
Referensi : 
  • ----.2004.Garis besar sejarah amerika,Deplu AS
  • http://www.jku-online.co.cc/kenapa amerika kena krisis ekonomi
  • http://forum.detik.com/ Apa penyebab The Great Depression tahun 1930-an di Amerika Serikat ?
  • http://febasfi.blogspot.com/2012/11/great-depresion-krisis-ekonomi-dunia.html

Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD)


PertolonganPertama pada Gawat Darurat (PPGD)

Latar Belakang

Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.


Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian) 

Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway -
Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat 

Algortima Dasar PPGD
1.   Ada pasien tidak sadar
2.   Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.   Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.   Cek kesadaran pasien
a.   Lakukan dengan metode AVPU
b.   A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c.   V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.   P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata (supra orbital)
e.   U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5.   Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans dengan memberitahukan :
a.   Jumlah korban
b.   Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c.   Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.   Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)
6.   Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar dada terlihat)
7.   Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien
8.   Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.   Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.   Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c.   Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
9.   Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)
a.   Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.
Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.
b.   Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.
10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel
Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ?
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)
Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
a.   Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
b.   Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
c.   Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja. Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :
1.   Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
2.   Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.
3.   Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.
Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?
12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit)
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas <>
15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah)
16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik.
17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E , figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung
18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17.
19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika
a.   Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
b.   Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
c.   Bantuan sudah datang
d.   Teraba denyut nadi karotis
20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien :
a.   Denyut nadi >100 kali per menit
b.   Telapak tangan basah dingin dan pucat
c.   Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)
21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.

Nafas Bantuan
Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :
1.   Posisikan diri di samping pasien
2.   Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2
3.   Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).
4.   Mata memperhatikan dada pasien
5.   Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong
6.   Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang)
7.   Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)
8.   Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal

Nafas Buatan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang )

Pijat Jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)

Prosedur pijat jantung :
1.   Posisikan diri di samping pasien
2.   Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)
3.   Posisikan tangan tegak lurus korban
4.   Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)
5.   Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm
6.   Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal
7.   Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
Satu Dua Tiga Empat SATU
Satu Dua Tiga Empat DUA
Satu Dua Tiga Empat TIGA
Satu Dua Tiga Empat EMPAT
Satu Dua Tiga Empat LIMA
Satu Dua Tiga Empat ENAM
8.   Prinsip pijat jantung adalah : Push deep, Push hard, Push fast, Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi), Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)

Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :
1.   Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien
2.   Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban
3.   Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

MATERI CAVING

SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Manusia mulai menelusuri gua sejak 200 tahun yang lalu. Eksplorasi pertama yang tercatat dalam sejarah oleh Louis Marsalliers dengan meneruni gua vertical Fairies di Languedoc, Prancis pada tanggal 15 juli 1780. Kemudian pada tanggal 27 juli 1888 Eduard Alfred martel, ahli hukum dari Paris mengikuti jejak Marselliers. Namun kali ini direncanakan lebih matang dengan menggunakan peralatan yang lebih lengkap, diantaranya perahu kanvas, katrol, tangga gantung. Bahkan telepon digunakanya dalam tanah. Usaha ini dianggap revolusi di dalam bidang penelusuran gua, sehingga ia di sebut Bapak Speleologi modern.

Dapat dimengerti bahwa dunia gelap abadi yang penuh bahaya, seram dan asing, didukung dengan gemerciknya air, gema suara dan jatuhnya batu-batuan, gemuruhnya air terjun yang tidak terlihat, menganganya lantai yang menjadi jurang yang tidak terukur dalamnya, menyempitnya lorong secara mendadak, semua ini akan menimbulkan pengaruh emosional yang kuat bagi penjelajah gua yang awam, di zaman modern sekalipun. Tapi mengapa penelusuran gua yang mereka masuki tidak ada ujungnya ? Mengharap belokan yang mereka masuki belum pernah di lihat orang sebelumnya. Itulah kepuasaan yang tidak terjawab bila lampu yang di bawanya menyoroti teka-teki alam gelap yang menakjubkan.

SEJARAH PERKEMBANGAN SPELEOLOGI DI INDONESIA


Di Indonesia speleologi relative sangat mudah dibandingkan dengan science yang lain. Dan juga merupakan kegiatan alam yang masih baru, jika di bandingkan dengan kegiatan petualangan yang lain. Speleologi baru berkembang sejak tahun 1980-an, dengan berdirinya sebuah klub dengan nama “ SPECAVINA “ yang didirikan oleh NORMAN EDWIN (alm) dan Dr. R.K.T. Ko Ketua HIKESPI sekarang. Namun karena ada perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah menjadi himpunsan yang berbeda aliran :

Norman Edwin mendirikan klub yang di beri nama “ GARBA BUMI “. Klub yang didirikan Norman Edwin berkiblat ke Petualngan, olah raga, publikasi. Garba Bumi berpusat di Jakarta.

Dr.R.K.T. Ko pada tahun 1984 mendirikan dengan sifat yang berbeda, yang merupakan satu Himpunan yang bernama “ Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) “. Himpunan ini bertujuan : ilmiah, penelitian, konservasi, dll. HIKESPI berpusat di Cisarua Bogor.

Dalam perkembanganya Ilmu Speleologi memiliki hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu yang lain diantaranya :
  1. Geomorfologi
  2. Klimatologi
  3. Hidrologi
  4. Geologi
  5. Biologi
  6. Antropolgi
  7. Arkheologi
  8. Palentologi.

PERMINTAKAT GUA


Berdasrakan intensitas cahaya, morfologi gua, dan kedalamannya, gua di bagi menjadi 4 mintakan /zona/daerah, yaitu :
1. Mintakat/zona terang, terdapat di mulut gua.
2. Mintakat/ zone senja (twiligt zone), dengan ciri-cirinya :
- Cahaya remang
- Suhu berfluktuasi
3. Mintakat peralihan, dengan ciri-cirinya :
- Gelap
- Suhu berfluktuasi
4. Mintakat gelap abadi, ciri-cirinya :
- Gelap total
- Suhu constant.
- Kelembaban constant.
Lingkungan inipun bagi organisme gua masih di stratifikasikn secara vertical menjadi :
- Lantai gua
- Dinding gua
- Atap gua.
Jenis organisme di kategorikan bersifat sesuai media hidupnya, yang tergolong :
- Organisme avia fauna : Paling leluasa berpindah tempat
- Organisme aqua fauna : Masih dapat berpindah tempat secara leluasa, terutama bila gua tersebut di jumpai adanya aliran air, atau saat dilanda banjir.
- Organisme Terestrial fauna : Paling terikat habitatnya karena dibatasi oleh lantai, dinding, atap gua juga genangan air.
Pembagian ini sangat penting bagi para peminat biospeologi karena artinya mengungkapkan tabir system ekologi yang berlaku bagi organisme itu.


TEKNIK DALAM PENELUSURAN GUA

1. Gua Horisontal
Medan pada gua horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong kering yang sangat mudah ditelusuri, sampai dengan lorong yang sangat membutuhkan teknik yang khusus untuk dapat melewatinya.
Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam ketinggian Lumpur sampai di lutut atau bahkan sampai setinggi perut kita tidak dapat dengan mudah melaluinya, kita harus dapat bergerak seperti berenang. Dengan posisi ini kita akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

Air.
Untuk lorong yang berair kita harus mengetahui seberapa dalam airnya. Kadang kita harus berenang di dalam gua. Yang harus diingat berenang di dalam gua sangat berbeda dengan berenang di kolam renang, Karena di dalam gua kita menggunakan pakaian lengkap dengan sepatu lapangan bahkan kadang kala kita harus membawa perlengkapan seberat 10 kg.

Dalam kondisi ini pemakaian pelampung sangat berguna, selain untuk menghemat tenga juga memudahkan dalam bergerak. Untuk gua yang airnya sangat panjang, melewatinya dapat di gunakan perahu karet. Ada lagi lorong yang hampir di penuhi dengan air, hanya sedikit ruangan yang tersisa. Untuk melewati lorong seperti ini kita harus melakukan DUCKING yaitu kepala mengadap ke atas (tengadah keatap). Kadang–kadang kita melakukan ducking ini sambil jongkok bahkan dengan berbaring, apabila badan kita tidak dapat masuk seluruhnya.
Climbing
Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai air terjun ataupun lorong lain yang terletak di atas. Untuk dapat melanjutkan penelusuran kita harus memanjat, seperti menggunakan pengaman sisip, bor tebing untuk pemasangan lintasan.

Gua Tertutup Air.
Satu-satunya cara untuk melewati Sump adalah dengan melakukan diving (selam), dengan set diving atau free diving.

2. Gua Vertikal

BiasTanya untuk penelusuran gua vertical digunakan system SRT. SRT (Single Rope ecnique) yaitu teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Teknik ini mengutamakan keselamatan dan kenyamanan saat melintasi tali.

Ada beberapa macam system SRT yang biasa digunakan orang :

1. Texas system
Menggunakan 2 hand Ascender yang dihubungkan dengan Cowstail yang ujung pendek di posisi bawah di tambah foot loop, sedangkan yang lain dilewatkan ke dalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.

2. Frog Rig System
Sistem ini sering di sebut dengan sit and stand system, karena saat meniti tali digerakan seperti orang berdiri lalu duduk, sampai saat ini cara ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan dan kecepatan.

Selain system tersebut masih ada lagi system yang lain, seperti :

- System Rope Walker
- Michele System
- Floting cam Sistem
- Jummar system

Lintasan Vertikal

Ada beberapa macam variasi lintasan yang dapat kita temui :

1. Intermediate

Lintasan ini bertujuan untuk menghindari friksi pada dinding gua dengan membuat anchor pada titik gesekan. Dengan kata lain intermediate adalah stasiun tali utama yang kedua. Karena kita tidak mungkin melakukan ascending, yang dikawatirkan tali utama akan mengalami friksi yang sangat, dengan dinding gua. Berarti disini kita akan pindah lintasan ke tali utama yang kedua.

Caranya seperti berikut.
1. Pasang Cowstail pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
2. Turunkan lagi sampai beban badan ada pada cowstail pendek.
3. Pasang cowstail pada hanging belay, buka ascender yang sudah bebas beban.
4. Pasang tali bawah pada descender, jangan lupa membuat posisi terkunci pada descender.
5. Buka cowstail pendek, caranya dengan berdiri pada foot loop.
6. Buka kunci dan lanjutkan Ascending.

2. Deviasi

Lintasan ini juga untuk menghindari friksi tali dengan dinding gua dengan menarik tali ke arah luar dari titik gesekannya.

Deviasi berfungsi hampir sama dengan intermediate, hanya dalam deviasi tidak bisa di kenakan beban tubuh kita, karena hanya berfungsi sebagai pengaman tali agar tidak friksi dengan dinding gua. Adapun teknik descending adalah sebagai berikut :

- Kunci descender pada saat descender menekan runner.
- Pasang Cowstail pada runner.
- Buka runner dan pasang di atas descendeer dan lanjutkan dengan ascending.

3. Lintasan Sambungan Tali

Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertical.

Hal ini sering kali kita jumpai pada saat melakukan penelusuran gua bila tali utama tidak cukup sampai ke dasar, kita harus menyambung tali. Cara ascending melalui sambungan tali adalah sebagai berikut :

1. Pasang Cowstail pada safety loop figure of eight knot.
2. Pindahkan foot loop Jummar ke tali atas sambungan.
3. Buka descender dan pasang tali bawah ke descender dan buat poisi mengunci.
4. Buka croll dengan bantuan foot loop.
5. Lanjutkan dengan descending setelah melepas Cowstail dan foot Loop jummar


PERALATAN PENELUSURAN GUA


Peralatan Pribadi (Personal Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan pribadi adalah :

1. Helm Speleo
Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Pada bagian depan terdapat tambahan peralatan yang berfungsi sebagai alat penerangan.

2. Boom (Generator Karbit/Lampu Karbit)
Alat yang berupa tabung yang dihubungkan ke helm. Terdiri dari 2 bagian, tabung atas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator, saluran gas dan tempat pengisian air. Tabung bawah di gunakan untuk mengisi karbit.

3. Alat Penerangan
- Elektrik : senter, head lamp
- Non Elektrik : karbit, lilin.


4. Cover All (Baju Lapangan).
Adalah sebuah pakaina khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini pada bagian atas dan bawah tersambung, bagian atas berlengan panjang. Terbuat dari parasut yang tidak terlalu tebal dengan bagian yang sering mendapatkan gesekan di buat dengan bahan yang lebih tebal.

5. Sepatu
Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan sepatu yang biasa digunakan oleh militer.

6. Sarung Tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali, maupun dari gesekan dinding gua yang tajam dan kasar.

7. Pelampung
Digunakan pada penelusuran gua-gua berair.

8. Masker
Digunakan untuk menghindari/mengurangi terhirupnya gas-gas dan bahan-bahan beracun yang kita temui di dalam gua.

9. Peralatan SRT
Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, Karena beberapa peralatan harus disesuiakan dengan ukuran tubuh kita. Dalam satu set SRT terdiri dari :

10. Seat Harness
Digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pinggang dan paha anda

11. Ascender
Digunakan untuk naik atau memanjat lintasan tali. Dibedakan menjadi hand ascender, dipegang tangan dan chest ascender diikatkan di dada. Macamnya :
- Hand jummar
- Croll
- Basic jummar
- Jumar

12. Descender
Digunakan untuk menuruni lintasan tali. Macamnya :
- Capstand, terdiri dari dua jenis, yaitu ; simple stop (bobbin/non auto stop) dan auto stop.
- Racks, ada dua model, yaitu open dan close racks.
- Figure Of Eight.
- Millon Rapid (MR), ada 3 macam, yaitu :
- Delta MR, digunakan untuk menyambung 2 seat harness.
- Semi Circular MR, digunakan untuk menyambung seat harness.
- Oval MR, digunakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi circular MR.
- Chest Harnest. Digunakan untuk mengikatkan seat harness dengan dada.
- Cowstail. Dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satu ujung tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman, sedangkan yang panjang dihubungkan dengan Hand Ascender dengan tubuh.
- Foot Loop. Digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender.
Peralatan Team (Team Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan team adalah sebagai berikut :

1. Carmantel Rope
Tali yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan dalam panjat tebing, namun yang paling baik adalah tali static.

2. Carabiner.
Digunakan sebagai alat pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Macam-macam Carabiner :
- Carabinner Screw Gate
- Carabinner Oval
- Carabiner Non Screw Gate
- Delta Carabiner

3. Webbing
Digunakan untuk pemasangan tambatan.

4. Ladders
Atau sering di sebut tangga tali, biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu. Digunakan pada pitch pendek dengan bentuk lintasan over hang.

5. Padding.
Digunakan untuk melindungi tali dari gesekan. Biasanya diguakan dari bahan terpal yang kuat menerima gesekan.

6. Rope Protector.
Digunakan sebagai alas tali untuk menghindari gesekan.

7. Pengaman Sisip
Pengaman yang digunakan untuk membuat tambatan.
Macamnya sebagai berikut :
- Chock Stopper
- Hexentrik
- Friend
- Jummer Knot
- Bolts
- Paku Piton
- Cok ston
- Hanger

8. Peralatan Lainnya.
- Driver
- Spit
- Hammer
- Pulley
- Hammer
- Tacket Bag
- Bombement Deviatur
- Roll Medule


TEKNIK-TEKNIK PENAMBATAN TALI

Sering kita kesulitan menentukan daerah dan menentukan point untuk penambatan tali. Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk penambatan tali :

1. Cari daerah yang mudah untuk start untuk turun.
2. Cek dulu point yang akan dijadikan tambatan.
3. Tambatan tali utama harus di beck up.
4. Tali utama harus diberi ganjalan agar tida friksi dengan dinding gua.


Point yang bisa digunakan untuk penambatan tali :
1. Batu-batuan sekitar mulut gua.
2. Pohon-pohon sekitar mulut gua
3. Apa saja yang kita anggap kuat untuk tambatan.


DERAJAT KESULITAN GUA
Klasifikasi derajat kesulitan gua :
1. Mudah.
Lorong horizontal, plafon tinggi, lorong tunggal.
2. Sedang.
Lorong horizontal, bercabang dan ada bagian lorong yang sempit, plafon agak rendah dan dialiri air yang dapat diarungi tanpa berenang.
3. Sulit.
Lorong vertical dan horizontal tidak lebih dari 20 m, bercabang pada bagian sempit, palfon rendah, air tenang dan agak sedikit berenang.
4. Sangat Sulit.
Lorong-lorong vertical lebih dari 20 m, harus berenang dengan arus agak berat, dan jeram 5 m tinggiya.
5. Luar Biasa.
Harus melalui jeram dan arus deras lebih dari 5 m tingginya.
6. Bahaya.
Adanya lorong-lorong penuh racun, sifon-sifon yang harus dilalui dengan teknik selam gua (cave dinving).


PENCEGAHAN KECELAKAAN

Pada dasarnya keselamatan penelusuran gua tergantung pada dirinya sendiri. Tindakan prefentif, ketramplan dan kesehatan fisik merupakan syarat mutlak. Untuk lebih mudah diingat di buatkan ringkasan sebagai berikut :
K = Kemana anda memasuki gua, beri tahu kepada orang dekat anda, kapan pergi, kemana dan kapan pulang.
E = Empat orang adalah jumlah minimal dalam penelusuran gua
A = Alat yang dibawah harus memadai dan menguasai penggunaannya.
M = Membawa 3 sumber cahaya lengkap dengan cadangannya.
A = Ajak selalu orang yang berpengalaman dan mengerti lingkungan dan berwibawa.
N = Nafas sesak dan tersengang itu tandanya banyak gas CO2, dan segera tinggalkan.
A = Akal sehat dan ketrampilan serta persiapan yang matang menjadi pegangan, bukan adu nasib dan nekat.
N = Naluri yang ada di kembangkan, karena itu factor pengalaman yang paling ampuh.


ETIKA DALAM PENELUSURAN GUA

Setiap penelusur gua menyadari bahwa gua merupakan lingkunagn yang sangat sensitive dan mudah tercemar. Karenanya penelusur gua harus :
- Tidak mengambil sesuatu kecuali potret.(take nothing but picture)
- Tidak meninggalkan sesuatu, kecuali meninggalkan jejak.( Leave nothing but footprint)
- Tidak membunuh sesuatu, kecuali waktu.(Kill Nothing but Time)

Materi Rock Climbing

Sejarah Rock Climbing
        Pada awalnya rock climbing lahir dari kegiatan eksplorasi alam para pendaki gunung dimana ketika akhirnya menghadapi medan yang tidak lazim dan memiliki tingkat kesulitan tinggi,yang tidak mungkin lagi didaki secara biasa (medan vertical dan tebing terjal).Maka dari itu lahirlah teknik rock climbing untuk melewati medan yang tidak lazim tersebut dengan teknik pengamanan diri (safety procedur).Seiring dengan perkembangan zaman rock climbing menjadi salah satu kegiatan petualangan dan olah raga tersendiri.Terdapat informasi tentang sekelompok orang Perancis dibawah pimpinan Anthoine de Ville yang mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 mdpl) di kawasan Vercors Massif pada tahun 1492. Tidak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebingtebing batu di pegunungan Alpen diketahui adalah para pemburu Chamois (sejenis kambing gunung). Jadi pemanjatan mereka kurang lebih dikarenakan oleh faktor mata pencaharian. Pada tahun 1854 batu pertama zaman keemasan dunia pendakian di Alpen diletakan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke puncak Wetterhorn (3708 mdpl). Inilah cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya barulah terdengar manusia-manusia yang melakukan pemanjatan tebingtebing di seluruh belahan bumi. Lalu pada tahun 1972 untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam olimpiade Munich. Baru pada tahun 1979 olah raga panjat tebing mulai merambah di Indonesia. Dipelopori oleh Harry Suliztiarto yang memanjat tebing Citatah, Padalarang. Inilah patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.
Macam – macam Pemanjatan
a.      Artificial Climbing
Adalah olah raga yang dilakukan pada tebing-tebing dengan tingkat kesulitan yang tinggi dengan bermodalkan alat yang diselipkan pada celah-celah batu atau memanfaatkan pengaman alam (natural anchor).
Artificial climbing ini dimana alat benar-benar digunakan sebagai penambah ketinggian disampin sebagai pengaman pemanjatan.
b.     Top Roof
c.       Sport Climbing
Adalah pemanjatan dimana pengaman sudah terpasang tinggal kita memasang tali pengaman pada jalur yang sudah ada namanya.
d.     Free Climbing
Pada prinsipnya hampir sama dengan pemanjatan artificial hanya dalam free climbing alat digunakan hanya sebagai pengaman saja sedangkan untuk menambah ketinggian menggunakan pegangan tangan dan friksi (gaya gesek) kaki sebagai pijakan.
Alat-alat yang diguanakan dalam pemanatan artificial

1. Tali carmentel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :
a. Static
Mempunyai daya lentur 6% - 9%, digunakan untuk tali fixed rope yang digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
b. Dynamic
Mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.

2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali.

3. Carabiner adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan dg alat lainnya.
? carabiner srew gate
? carabiner non screw gate

4. Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari benturan dari benda-benda yang terjatuh dari atas.

5. Descender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan peralatan tambahan, untuk meniti tali kebawah serta mengamankan leader disaat membuat jalur, biasanya yg sering digunakan adalah figure of eight dan auto stop.

6. Ascender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan secara otomatis akan mengunci bila dibebani. Jenis yang digunakan biasanya jumar dan croll

7. Grigri, alat ini digunakan untuk membelay, alat ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya.

8. Sepatu Panjat, sbg pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dpt melekat di tebing. Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras)

9. Calk bag, sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg berfungsi agar tangan tdk licin karena berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan.

10. Hammer, berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali, biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan tinggi dan ujungnya berfungsi mengencangkan mur pada saat memasang hanger.

11. Webbing,
peralatan panjat yg berbentuk pipih tidak terlalu kaku dan lentur.

12. Prusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm, biasanya digunkan sbg pengganti sling runner dan juga dpt digunakan untuk meniti tali keatas dengan menggunakan simpul prusik.

13. Pulley, mirip katrol, kecil dan ringan tetapi memiliki kemampuan dalam beban yg berat.

14. Handdrill, merupakan media untuk mengebor tebing secara manual, yg berfungsi untuk menempatkan pengaman berupa bolt serta hanger.

Artificial ancor:
1. Paku Piton
Merupakan pengaman sisipan yg berguna sebagai pasak.
2. Stopper
Digunakan untuk celah vertical yg menyempit kebawah dengan prinsip kerja menjepit celah membentuk sudut atau menyempi

3. Sky Hook
Sebagai pengaman sementara dengan prinsip kerja menyisipkan ujung sky hook pada celah bebatuan dan harus terbebani, usahakan meminimalkan gerak.

4. Ramset dan Hanger
Satu set peralatan dalam artificial climbing yg berfungsi untuk menanamkan bolt dan kemudian digabungkan dengan hanger sehingga menjadi pengaman tetap.

5. Friend
Pengaman yg diselipkan pada celah batu dengan bermacam ukuran. Friend ada 2 macam :
- Regular Friend
Terbuat dari allumunium alloy dan mempunyai kelemahan yaitu berbentuk static/tidak mempunyai kelenturan. Alat ini bekerja dengan baik dicelah overhang.
- Fleksibel Friend
Bentuknya sama dengan regular friend hnya mempunyai kelebihan terbuat dari kawat baja yg menjadikan friend ini sangat fleksibel, dan dapat dipasang disemua celah dan segala posisi.

6. Hexa
Prinsip kerja sama dengan stopper hanya berbeda pada bentuk round (bulat) dan hexagonal (segi enam).

7. Chocker
Alat bantu yg berfungsi untuk melepaskan hexa atau stopper yg terkait di celah batu.

8. Etrier/tangga gantung &daisy chain
- Etrier : alat yg terbuat dari webbing yg menyerupai tangga untuk membantu menambah ketinggian.
- Daisy chain : terbuat dari webbing, berfungsi untuk menambah ketinggian serta menjaga apabila etrier jatuh.

SIMPUL
1. Simpul untuk penambat
• Overhand Knot
Untuk mengakhiri pembuatan simpul sebelumnya. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 40%.

• Clove hitch knot
Untu mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.

• Italian hitch knot
Untuk repeling juka tidak ada figure eight atau grigri. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang 45%.

• Butterfly knot
Untuk membuat ditengah atau diantara lintasan horizon. Bisa juga digunakan untuk menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi terhadap kekuatan tali 50%.

• Figure of eight knot
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% - 59%.
• Eight on bight knot
Untuk pengaman utama dalam penambat pada dua anchor. Toleransi 68%.
• Bowline knot
Untuk pengaman utama dalam penambatan atau pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harnest. Toleransi 52%.
• Simpul two in one
Simpul ini biasanya digunakan sebagai penambat pada anchor natural saat cleaning, yaitu ketika pemanjat selesai dan turun dari tebing tanpa meninggalkan alat.

• Fisherman Knot
Untuk menyambung 2 tali yang sama besarnya dan bersifat licin. Toleransi 41% -50%
Harry Potter - Golden Snitch

,